NTT BICARA.COM, KUPANG – Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengajak orang muda untuk menjadi bagian ekosistem dari transformasi digital.
Hal ini disampaikan Melki saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Komisi Kepemudaan Tingkat Regio Nusra – Bali di Aula Paroki St. Fransiskus dari Assisi-Kolhua, Kota Kupang , Jumat 25 Juli 2025.
Rapat koordinasi bertemakan ‘OMK Peziarah Berpengharapan di Era Digitalisasi Modern’ ini diikuti oleh perwakilan Komisi Kepemudaan setiap Keuskupan di Regio Nusra – Bali.
Hadir dalam pembukaan kegiatan ini, Penjabat Sekretaris Daerah Kota Kupang, Ignasius Lega, Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI, RD. Frans Kristi Ady Prasetya, Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang, RD. Krispinus Saku, Dewan Pengurus Pastoral (DPP) Paroki, OMK dan Umat Paroki St. Fransiskus dari Assisi-Kolhua.
Melki mengatakan, teknologi digital saat telah mengubah cara manusia berpikir, bekerja, bahkan berelasi. Di satu sisi, digitalisasi membawa efisiensi dan konektivitas yang luar biasa. Namun di sisi lain, ia juga menghadirkan tantangan : alienasi sosial, krisis identitas, serta konsumsi informasi yang tak selalu sehat bagi pertumbuhan spiritual.
“Era digital ini yang paling cepat, paling adaptif itu orang muda,” ujar Melki
Menurutnya, peran Orang Muda Katolik sangat penting, bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai pembawa harapan, pewarta kabar sukacita, dan agen transformasi yang membumikan nilai-nilai Kristiani.
“Kaum muda, jangan hanya menonton kehidupan dari balkon. Masuklah ke dalam kehidupan, seperti Yesus; berjuanglah untuk masa depan kalian,” kata Melki mengutip pernyataan Paus Fransiskus tentang orang muda.
Melki menegaskan, Pemerintah Provinsi NTT terus mendorong partisipasi kaum muda dalam berbagai program strategis yang berbasis pada semangat pemberdayaan lokal, kolaborasi dan digitalisasi.
Di hadapan para peserta Rapat Koordinasi tersebut, Melki menyinggung soal Program One Village One Product (OVOP) yang bertujuan mendorong desa-desa di NTT menghasilkan produk unggulan khas, yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga bernilai budaya. Ini adalah panggung yang ideal bagi Orang Muda Katolik untuk mengambil bagian sebagai wirausahawan sosial, pelaku ekonomi kreatif, dan duta identitas lokal.
“Kalau boleh juga ke depan, setiap OMK berbasis Gereja, ada anak muda yang hasilkan produk unggulan. Produk itu jangan dilepas mentah ke pasar, tapi perlu kita beri sentuhan agar nilai jualnya lebih tinggi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, di forum bermartabat ini, beliau juga menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun daerah ini lewat program Gerakan Beli NTT. Dijelaskannya bahwa program ini bakal memfasilitasi penjualan produk-produk lokal, dari tenun, kopi, hingga garam dan produk-produk lokal lainnya, melalui kanal digital.
“Dengan semangat ini, saya ingin mengajak OMK menjadi bagian dari ekosistem transformasi digital NTT. Bukan hanya sebagai penikmat teknologi, tetapi sebagai pencipta solusi, pembangun komunitas, dan penjaga nilai-nilai lokal dalam ruang-ruang virtual,” ujarnya.
Menurut Melki, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, mandiri, dan beriman.
Gereja memiliki peran besar dan strategis dalam mendampingi kaum muda agar tetap memiliki kompas moral dalam menghadapi derasnya arus digitalisasi.(gem)