NTT BICARA.COM, WAINGAPU – Managing Director PT Muria Sumba Manis (MSM), Budi Hediana mengapreasi kunjungan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Transmigrasi (Mentrans), Muhammad Iftitah Sulaiman di perkebunan tebu PT MSM, Selasa, 19 Agustus 2025
Budi berharap kehadiran Menko dan Mentras menjadi motivasi kuat bagi PT MSM untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar bagi Kabupaten Sumba Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Manajemen PT MSM mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Menko AHY dan Mentrans Muhammad Iftitah Sulaiman atas kunjungannya ke PT MSM. Kunjungan ini tentunya merupakan bentuk dukungan yang sangat luar biasa bagi kami di PT MSM untuk bekerja lebih baik lagi ke depannya,”kata Budi.
Sejak kehadirannya di Sumba, lanjut Budi, PT MSM telah menjalin kerja sama dengan pemerintah sejak tahun 2017, terutama dalam mendukung program transmigrasi dan program pembangunan lainnya.
Saat ini, lanjut Budi, dibawah kepemimpinan kementerian yang baru, kolaborasi dengan pemerintah akan semakin dikuatkan dengan pendekatan yang lebih menyeluruh.
“Dengan harapan ini, kami sebagai industri perkebunan dan pabrik gula ingin terus dapat berkolaborasi dengan masyarakat dan juga dari kementerian yang memberikan pelatihan-pelatihan bagi warga transmigran,” kata Budi.
Menko AHY yang pertama kali menginjakan kakinya di Pulau Sumba menyampaikan terima kasih kepada PT MSM, Pemerintah Provinsi NTT, dan Pemkab Sumba Timur.

Kunjungan kedua menteri tersebut untuk melihat langsung perkebunan tebu yang terintegrasi dengan pabrik pengolahan gula serta melakukan panen tebu di lahan siap panen.
Rombongan Menko AHY dan Mentrans Muhammad Iftitah Sulaiman tiba di Waingapu, Ibu kota Kabupaten Sumba Timur disambut Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma dan Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali serta Wakil Bupati, Yonathan Hani.
Usai disambut dengan tarian adat Sumba, rombongan menuju PT MSM disambut manajemen PT MSM dipimpin Managing Director, Budi Hediana. Kunjungan keduanya merupakan bagian dari agenda pemerintah dalam memastikan percepatan pembangunan infrastruktur di sektor pertanian dan industri berbasis perkebunan sekaligus mendorong lapangan pekerjaan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal
“Keberadaan PT MSM ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumba. Ini merupakan contoh nyata sinergitas antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun kawasan berbasis agroindustri bagaimana sebuah perusahan mampu menghadirkan nilai tambah dari potensi lokal sekaligus memberi dampak nyata seperti lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat,” kata Menko AHY.
Menko AHY menekankan pentingnya pola integrasi transmigrasi dengan industri. Kawasan transmigrasi harus menyediakan lahan dan tenaga kerja, sementara industri berperan menghadirkan modal, teknologi, dan pasar (offtaker) bagi hasil produksi.
Apabila pola ini berhasil dan direplikasi ke kawasan transmigrasi lain, dampaknya adalah pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja berkelanjutan.
Sektor gula dan energi baru terbarukan (EBT) juga mendapat perhatian khusus. Gula dinilai strategis karena belum memiliki substitusi, sementara bioethanol dari tebu mendukung program energi ramah lingkungan.
Mentrans, Muhammad Iftitah Sulaiman mengatakan, model pengembangan perkebunan dan pabrik gula seperti yang diterapkan di PT MSM layak dijadikan percontohan nasional.
Model pendekatan yang dilakukan PT MSM tidak hanya mendukung kemandirian pangan nasional tapi juga memperluas basis transmigrasi yang produktif dan berdaya saing tinggi.
“Kami melihat kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta seperti ini sebagai langkah penting dalam mempercepat pembangunan kewilayahan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma menilai, kunjungan Menko AHY dan Menteri Iftitah ke Sumba Timur merupakan wujud nyata perhatian pemerintah pusat terhadap NTT yang mempunyai beragam potensi untuk dapat dikembangkan menjadi sumber daya yang memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.
Menurut Asadoma, kehadiran PT MSM sejak 2014 telah menjadi pelopor industri di kawasan ini dan diharapkan masyarakat di kawasan transmigrasi lain juga dapat merasakan manfaat yang sama seperti di Melolo.

Kunjungan Menko AHY dan Mentrans beserta rombongan bertepatan dengan dilakukannya panen raya tebu di perkebunan tersebut. Pada kesempatan itu, ditemani Managing Director PT MSM dan Wagub NTT, kedua menteri menyempatkan diri untuk melakukan panen tebu di lahan itu.
Panen raya ini adalah bukti keseriusan PT MSM, yang bukan hanya berhasil membangun perkebunan tebu dan pabrik gula di lahan berbatuan, namun mampu mendorong pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Usai melakukan panen tebu, rombongan Menko AHY dan Mentrans didampingi Wagub NTT, Bupati Sumba Timur meninjau kawasan perkebunan tebu dan melihat langsung proses pengolahan tebu menjadi gula.
Managing Director PT MSM, Budi Hediana menjelaskan, kehadiran PT MSM saat ini menyerap 3.500 tenaga kerja dan jumlahnya meningkat menjadi 6.000 orang saat musim panen. Adapun kapasitas produksi saat ini mencapai 600 ton gula per hari.
Selanjutnya rombongan juga meninjau salah satu embung yang dibangun untuk mengairi perkebunan tebu MSM. Embung ini menampung air dari muara dan hujan, yang kemudian dialirkan melalui sistem irigasi bawah tanah (25 cm di bawah permukaan) sehingga air langsung menyentuh akar tanaman tebu.(gem)




























