NTT BICARA.COM, MAUMERE – Sebanyak 129 mahasiswa Universitas Nusa Nipa (UNIPA) Maumere yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, dievakuasi pada Senin 7 Juli 2025 malam, setelah terdampak hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Evakuasi dilakukan menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik yang mulai berdampak hingga ke wilayah Kecamatan Talibura dan Waiblama, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Meski sempat dikhawatirkan, seluruh mahasiswa dipastikan dalam kondisi aman.
Dalam sebuah video yang viral, mahasiswa KKN UNIPA yang terjebak letusan Lewotobi meminta pihak kampus agar segera menjemput mereka di wilayah perbatasan yang menjadi lokasi KKN.
Dari video itu, saat hendak meninggalkan lokasi KKN yang telah dikepung abu vulkanik, salah seorang mahasiswi terpaksa digendong punggung atau gendong belakang oleh seorang pria tangguh. Diduga mahasiswi itu kehilangan tenaga atau trauma berat sehingga tidak bisa mendaki pada topografi yang miring.
Mahasiswa KKN Unipa tersebut dievakuasi oleh tim gabungan dari TNI Kodim 1603 Sikka bersama pihak Kampus Unipa menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik yang berdampak ke wilayah Kecamatan Talibura dan Waiblama di Kabupaten Sikka.
Rektor Unipa, Dr. Yonas Dori Gobang mengatakan, para mahasiswa yang dievakuasi berasal dari lima desa, yakni Desa Udek Duen, Desa Hikong, Desa Timutawa, Desa Ojang dan Desa Kringa. Sedangkan mahasiswa yang KKN d desa-desa lain di wilayah pantai utara Talibura , termasuk Desa Kringa dalam kondisi aman tapi tetap dalam pemantauan.
“Kita mengimbau para mahasiswa di pantai utara tetap waspada dan jaga keselamatan di tengah kondisi alam yang belum stabil,” kata Yonas.

Laporan terbaru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 05:53 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati ± 4.000 m di atas puncak (± 5.584 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14.8 mm dan durasi ± 3 menit 11 detik.
Erupsi tersebut disertai suara gemuruh lemah terdengar di Pos PGA Lewotobi laki-laki. Saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Status Level IV (Awas).
Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan dilarang tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dan Sektoral Barat Daya – Timur laut 7 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.
Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki, diimbau memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.
Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Becana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan selalu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Satlak PB setempat dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunung Lewotobi Laki-laki. Untuk informasi lebih jelas dapat mengubungi Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki atau mengubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral pada nomor telepon 022-7272606.(gem)





























