NTT BICARA.COM, TAMBOLAKA – Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba bersama Yayasan Kawan Lama akan mengadakan Pagelaran Busana “Merajut Asa Sumba”.
Pater Robert Ramone pada pesan WhatsApp Grup menyebutkan, pagelaran busana yang mengusung tema,” Merajut Asa Sumba ” merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan luhur kain tenun Sumba. Menurut Pater Robert, kain tenun Sumba tidak lebih dari sekadar busana, tapi merupakan untaian doa, simbol spiritual, serta cerminan harmoni antara manusia dan alam.
Dalam setiap helai benangnya, tersimpan kisah, harapan, dan identitas yang diwariskan lintas generasi. Untuk itu Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba bekerja sama dengan Yayasan Kawan Lama mengadakan pagelaran sebagai bentuk nyata pelestarian kain tenun Sumba agar tidak punah.
Pagelaran itu akan berlangsung pada Selasa, 5 Agustus 2025 pukul 16.30 – 17.30 Wita di Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba (Rumah Budaya Sumba). Mengingat tempat terbatas untuk 50 orang pendaftar pertama. Dan, bagi yang ining mendaftar hubungi Asterius Bili (WhatsApp 0812 2629 9946).
Kepada generasi muda Sumba khususnya dan NTT umumnya diharapkan dapat menjadi bagian dari perjalanan budaya yang menginspirasi tersebut. Untuk itu, generasi muda diajak untuk berpartisipasi mendaftarkan diri dan menyaksikan pagelaran yang diyakini mengagumkan tersebut.
Kain tenun Sumba adalah kain tenun ikat tradisional yang berasal dari Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kain tenun Sumba terkenal akan keindahan motifnya yang sarat makna dan proses pembuatannya memakan waktu lama dan melibatkan tradisi turun-temurun.
Kain tenun Sumba memiliki sejarah panjang dan erat kaitnya dengan budaya dan kepercayaan masyarakat Sumba, khususnya kepercayaan Marapu. Motif-motif yang terdapat pada kain tenun Sumba memiliki makna simbolis yang dalam, seringkali menggambarkan kehidupan, alam dan nilai sosial kemasyarakatan.
Beberapa motif umum, termasuk kuda melambangkan kepahlawanan, buaya atau naga melambangkan kekuatan, ayam melambangkan kehidupan wanita dan burung meambangkan persatuan. Kain tenun Sumba juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual serta sebagai pakaian keseharian.(gem)
































