NTT BICARA.COM, WAIBAKUL – Bupati Sumba Tengah, Paul SK Limu terus melakukan terobosan untuk membawa kabupaten itu keluar dari peringkat pertama Kabupaten Termiskin di NTT. Potensi Sumber Daya Alam (SDA) terus digenjot dengan ekstensifikasi pertanian. Kabupaten yang pernah dikunjungi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo saat peresmian Proyek Strategis Nasional (PSN) Food Estate Food.
Saat ini Bupati Paul Limu bersama jajaran sedang mengmbangkan padi varietas unggul intani 602 atau varietas Sri Dewi . Upaya Bupati Paul Limu, ini mendapat dukungan dari DPRd Sumba Tengah. Ketua Komisi II DPRD Sumba Tengah, Matias S.Dingu mendukung pemerintah daerah mengembangkan varietas padi unggul intani 602, tersebut demi peningkatan produksi dan membawa Sumba Tengah keluar dari belenggu kemiskinan.
Dengan menanam varietas padi unggul intani 602, petani bisa memanen hingga 13 ton per hektar are. Dengan demikian, penghasilan petani bertambah dan tentu kesejahteraan petani meningkat juga.
Selama ini, petani Sumba Tengah hanya menanam benih padi ciherang dan lainnya dengan rata-rata produksi 3-4 ton per hektar are. Bahkan produksi padi paling tinggi hingga 5 ton per hektar are. Kondisi itu sangat jauh berbeda jika petani Sumba Tengah menanam padi intani 602 dapat memproduksi hingga 13 ton per hektar are.
Matias yang dihubungi NTT BICARA.COM, Selasa, 21 April 2025, mengatakan, rencana pemerintah mengembangkan benih padi unggul intani 602 mengingat tingkat produktivitasnya sangat tinggi yakni bisa memproduksi padi gabah hingga 13 ton per hektar are.
Matias menjelaskan, selaku Ketua Komisi II DPRD Sumba Tengah yang juga adalah mitra kerja Dinas Pertanian Sumba Tengah, pekan lalu telah menghadiri acara panen raya perdana padi unggul intani 602 di Katikuloku di Desa Mata Woga, Kecamatan Katikutana, Sumba Tengah.
Saat itu, lahan padi yang dipanen sekitar 1.030 ha dengan produksi 8,1 ton. Baginya, hasil.prodksi padi itu luar biasa. Selama ini, petani Sumba Tengah.hanya mampu produksi sampai 5 ton per ha. Karena itu, dirinya meminta pemerintah mengembangkan benih padi hibrida intani 602 untuk para petani di Sumba Tengah..
“Memang harga benihnya sangat mahal yakni sekitar Rp 130.000/kg. Saya kira bisa berjalan, mungkin tidak sekaligus tetapi dapat berlangsung secara bertahap. Kalau semua untuk kepentingan kesejahteraan petani, saya yakin bisa terlaksana,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta pemerintah dapat mensosialisasikan hal itu kepada para petani sehingga bisa menerima dan menanamnya.

Sumba Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dengan ibu kota Waibakul. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten induk, Sumba Barat yang memiliki 5 kecamatan dan 65 desa. Pada akhir tahun 2024, jumlah penduduk kabupaten ini sebanyak 92.138 jiwa.
Sumba Tengah juga menjadi lokasi dari salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) bernama Food Estate. Proyek ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan nasional, khususnya di wilayah Sumba Tengah.
Penelitian menunjukkan bahwa Food Estate di Sumba Tengah memiliki potensi air tanah yang cukup, namun perlu pengelolaan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan dan kualitas air.
Selain itu, proyek ini juga berdampak pada otonomi petani, dengan potensi ketergantungan pada pasar dan pilihan komoditas yang mengikuti permintaan pasar. Apakah PSN Food Estate di Sumba Tengah masih berjalan dan telah dinikmati masyarakat petani? (rio/gem)
































