NTT BICARA.COM, KUPANG – Ketua Pengurus KSP Kopdit Pintu Air Rotat -Indonesia, Yakobus Jano mengapresiasi terbitnya Buku Berjudul ” Menghimpun Pasir Nan Terserak & Mijizat Tuhan” yang diluncurkan saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2024 di kantor pusat, Kamis, 8 Mei 2025.
Yakobus menjelaskan, judul buku itu melitani dan menarasikan perjalanan KSP Kopdit Pintu Air (PINTAR) dari lahir, bayi, remaja hingga dewasa seperti saat ini. “Menhimpun Pasir Nan Terserak & Mujizat Tuhan” spiritnya bagaimana kiprah koperasi itu mengumpulkan orang-orang kecil di pesisir pantai, di gunung dan bukit untuk menjadi anggota Pintu Air.
Semua hasil kerja tersebut bukan karena kehebatan manusia, tapi campur taangan dan kerja Tuhan sehingga mujizat itu terjadi dan dialami oleh KSP Kopdit Pintu Air yang terus berkembang dari kecil, dari 50 orang anggota, dari rumah gedeg hingga gedung megah berlantai lima lengkap dengan lif.
Dihubungi NTT BICARA.COM, Senin, 12 Mei 2025, Yakobus mengisahkan pengalaman iman dalam spirit Ora et Labora (berdoa dan bekerja). Yakobus menuturkan sebuah pengalaman iman yang nyata dimana pada Desember tahun 2002, anggota KSP Kopdit Pintu Air baru 329 orang dan dirinya mencanangkan target mencapai 30 ribu dalam waktu 10 tahun.
Dan, terbukti dalam rentang waktu 2002-2012, KSP Kopdit Pintu Air mencatat jumlah anggota mencapai 37.191 orang. “Ini yang saya bilang mijizat,” kata pria yang akrab disapa Mo’at Jano.
Lanjutnya, sejak tahun 2002, pihaknya selalu menyertakan Tuhan dengan doa pagi mengawali pekerjaan, misa Jumat Pertama (Jumper) setiap awal bulan dengan mendaraskan devosi Hati Kudus Yesus.
Devosi Jumat Pertama adalah sebuah praktik devosi Katolik yang ditujukan untuk menghormati Hati Kudus Yesus dan membuat silih atas doda-dosa, khususnya memalui Komuni Kudus. Devosi ini berakar pada penampakan Yesus kepada Santa Margaret Mary Alacoque di Paray-le Monial, Prancis pada abad ke-17.
Dengan devosi itu, kata Yakobus, target yang menurut tokoh koperasi Romanus Woga merupakan target gila bisa mencapai bahkan melebihi. “Saat itu Pak Romanus Woga bilang ini target gila tapi bisa mencapai, ini karena mujizat Tuhan,”kata Tokoh Koperasi Nasional ini.
Ditanya soal target untuk tahun berikutnya, Yakobus mengatakan ada tiga hal yang dicanangkan, yakni anggota mencapai 502.239, omzet Rp 2,496 triliun atau naik 30 persen dan aset Rp 2,958 triliun. Walaupun berat karena tantangan global, kondisi ekonomi yang lesu serta hadirnya Koperasi Merah Putih, dirinya tetap optimis dengan mengerahkan semua potensi dan menyerahkannya kepada Tuhan.
Dirinya juga tetap mendorong pertumbuhan agar apa yang pernah dicanangkan pada Desember 2022 1 juta anggota dan 1 juta UMKM tetap menjadi atensi.

“Pada tahun 2022, saat kami mendapat penghargaan dari sebuah lembaga non pemerintah di Jakarta, saat pidato saya katakan di NTT ada tiga keajaiban, yakni Komodo di Labuan Bajo, Kelimutu di Ende dan Pintu Air di Rotat, Maumere, Kabupaten Sikka yang berani memberikan pinjaman tanpa agunan dengan angka maksimal Rp 150 juta. Saat itu, semua yang hadiri geleng-geleng kepala tapi dilaksanakan dan berjalan lancar,” kata orang nomor satu di Pintu Air tersebut.
Buku berjudul “Menghimpun Pasir Nan Terserak & Mukjizat Tuhan”, diluncurkan bertepatan dengan pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-XXIX Tahun Buku 2024 di Kantor Utama KSP Kopdit Pintu Air, Dusun Rotat, Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 8 Mei 2025.
Peluncuran buku ini menjadi bagian dari refleksi perjalanan panjang Kopdit Pintu Air sejak berdiri pada 1 April 1995. Buku setebal 400 halaman ini ditulis oleh Damian Marjono, yang mengangkat kisah perjuangan koperasi dalam membangun kesejahteraan masyarakat dari bawah, khususnya masyarakat nelayan, tani, ternak, dan buruh (NTTB) yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
“Sebenarnya pasir itu kan kecil-kecil ya, adanya di mana-mana, ada yang di gunung, ada yang di pantai, dan ternyata menjadi gedungnya (Kantor KSP Kopdit Pintu Air). (Kantor) KSP Kopdit Pintu Air ini (dibangun) dari pasir (yang) kecil-kecil. Itu saja yang sebenarnya mengilhami kami untuk menulis buku ini,” kata Damian dalam sambutannya sebelum peluncuran dan acara bedah buku.
Damian menjelaskan, proses penulisan buku tidak memakan waktu lama, karena sebagian besar informasi sudah terdokumentasi dengan baik. Ia mengaku mulai terinspirasi menulis buku ini setelah pertemuan dengan sejumlah tokoh koperasi, termasuk Agus Nong, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris I KSP Kopdit Pintu Air.

Dalam pengantar buku tersebut, Damian menulis, buku ini mengisahkan perjalanan berat yang dihadapi sejak koperasi ini berdiri. Mulai dari tantangan kepercayaan hingga bisik-bisik meragukan kinerja pengurus.
“Namun semuanya terpatahkan dengan bukti hasil karya yang dapat dipertanggungjawabkan dalam RAT yang diselenggarakan secara konsisten setiap tahun. Laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas yang juga telah diaudit Akuntan Publik, tak pernah sekalipun ditolak anggota dalam forum RAT,” tulis Damian.
“Buku ini bisa dipastikan baru sebuah catatan kecil dari karya-karya besar yang telah diimplementasikan oleh para pejuang kesejahteraan yang terhimpun di KSP Kopdit Pintu Air,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano, dalam pengantar buku tersebut menegaskan, buku ini tidak dimaksudkan untuk membanggakan diri, tetapi lebih sebagai dokumentasi perjalanan yang selama ini disampaikan secara lisan.(gem)
