Menu

Mode Gelap
BREAKING NEWS : Diculik di Makassar, Bocah 4 Tahun Ditemukan di Jambi Emirat Arab Siapkan US$5 Juta Kembangkan Pariwisata di Komodo Dilepas Wabup Simon, Persami Siap Horo..oooo di Ende Tiga Kader Muda Pimpin PDIP NTT, Simak Susunan Pengurusnya Mamuli Lambang Kesuburan – Pemuliaan Rahim Seorang Ibu

Opini 13:49 WITA ·

Selamat Datang Menko AHY ke Sumba Timur, NTT


 Benny K Harman Perbesar

Benny K Harman

Oleh: Benny K. Harman/Anggota DPR RI Dapil NTT 1 (Flores,Lembata,Alor)

SAYA mendapat kabar bahwa hari ini Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur, Bapak Agus Harimurti Yudhoyono, akan berkunjung ke Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tentu saja ini kabar gembira. Dan, sebagai wakil rakyat NTT di parlemen saya memberi apresiasi tinggi atas kunjungan tersebut, ini wujud keseriusan pemerintahan Presiden Prabowo untuk benar-benar hadir di tengah masyarakat NTT yang lagi bergulat dengan kesulitan hidup sehari-hari yang mereka hadapi.

Kunjungan Menko Infrastruktur ke Sumba Timur tentu bukan sekadar agenda kerja biasa, tapi ini adalah momentum yang sarat makna. Alasan yang utama karena NTT hingga hari ini masih tercatat sebagai salah satu dari lima provinsi termiskin di Indonesia. Kehadiran AHY di bumi Flobamora, khususnya di Sumba Timur, diharapkan membawa angin segar, harapan baru, serta solusi atas beban panjang yang selama ini dipikul masyarakat NTT.

NTT seperti diketahui telah lama dikenal sebagai provinsi dengan kekayaan budaya, keindahan alam, dan potensi pariwisata serta pertanian yang luar biasa. Namun, di balik itu semua, masyarakat di provinsi ini masih bergulat dengan masalah mendasar: kemiskinan struktural, minimnya infrastruktur dasar, keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan, serta krisis air bersih yang kronis. Inilah paradoks NTT—kaya sumber daya, tetapi rakyatnya masih banyak yang hidup dalam keterbatasan. Kemiskinan yang dialami masyarakat NTT sering dengan sadis digambarkan seperti kematian konyol tikus-tikus di lumbung padi.

Begitu miskin kah NTT? Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di NTT masih berkisar dua digit, jauh di atas rata-rata nasional. Tantangan utama yang dihadapi provinsi ini dapat dirangkum dalam empat persoalan mendasar: pertama, Infrastruktur Dasar seperti jalan, jembatan, listrik dan telekomunikasi yang masih jauh tertinggal dari Provinsi-provinsi lain. Akses antar-kabupaten seringkali terhambat karena kondisi jalan buruk. Belum lagi konektivitas antara kecamatan, jauh lebih buruk lagi.

Kedua, Air Bersih. Harus diakui bahwa krisis air bersih merupakan persoalan akut di Sumba Timur dan apa yang dialami masyarakat Sumba Timur adalah potret dari Pulau Sumba secara keseluruhan bahkan potret dari wilayah NTT secara keseluruhan. Banyak warga harus berjalan berkilometer hanya untuk mendapatkan air bersih dari sungai atau sumber mata air alami.

Ketiga, Pertanian dan Pangan. Sebagian besar masyarakat NTT menggantungkan hidup pada pertanian tradisional dengan peralatan seadanya. Keterbatasan irigasi dan teknologi menyebabkan produktivitas mereka rendah, sehingga ketahanan pangan rapuh. Sebagai akibat dari rendahnya penguasaan teknologi dan alat pertanian, maka sistem pertanian masyarakat NTT sangat bergantung pada kemurahan alam. Namun sekarang alam pun tidak lagi bersahabat akibat musim hujan bergantian dengan kemarau yang tidak menentu. Tidak teratur lagi kapan hujan turun dan kapan mulai kemarau. Kadang udara panas datang dengan ekstrem sekali. Laut pun tidak bersahabat. Para nelayan tradisional tidak bisa lagi prediksi kapan ombak datang dan kapan tidak. Belum lagi pupuk untuk petani yang tidak pasti kapan waktunya tiba. Pupuk subsidi yang disiapkan pemerintah seringkali tidak menentu. Akses petani untuk mendapatkan pupuk sangat terbatas. Sudah pupuk langka, kadang juga ia baru tiba setelah musim tanam selesai.

Keempat, masalah Pendidikan dan Kesehatan. Akses pendidikan bermutu dan fasilitas kesehatan yang memadai juga masih terbatas, terutama di daerah-daerah  pedalaman. Indeks pembangunan manusia (IPM) NTT masih di bawah rata-rata nasional. Itu fakta apa adanya.

Baca juga :  Pemberhentian Kepala Dinas Dukcapil TTU: Antara Reformasi Birokrasi dan Aturan Khusus

Melihat empat persoalan besar di atas, kunjungan Menko Infrastruktur ke Sumba Timur memiliki makna dan pesan sangat strategis; pertama: kunjungan tersebut harus dibaca bahwa negara peduli dan benar-benar mau hadir secara nyata di tengah masyarakat. Warga NTT ingin merasakan bahwa pemerintah pusat hadir, peduli, dan mau mendengar suara rakyatnya. Itu yang dilakukan Menko AHY. Meet the people adalam sesuatu yang must agar apa yang dilakukan pemerintah dan apa yang menjadi harapan rakyat tidak disconnected, alias tidak nyambung. Meet the people bukan sekadar metode tapi ia adalah wujud dari pergeseran paradigma pembangunan yang serba top down ke paradigma pembangunan yang lebih bersifat bottom up. Pembangunan harus mulai dari pinggir, kata Presiden Prabowo.

Kedua, kehadiran Menko Infrastruktur di Sumba Timur bisa juga dilihat sebagai wujud dari keseriusan komitmen pusat untuk membangun infrastruktur dasar. Kondisi Sumba Timur seperti diuraikan adalah potret NTT keseluruhan. Jalan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi harus menjadi prioritas utama. Tanpa itu, mustahil pembangunan sektor lain bisa maju.

Ketiga, kunjungan Menko AHY juga adalah signal kuat yang diberikan kepada masyarakat NTT bahwa pemerintah pusat mulai melakukan transformasi ekonomi berbasis lokal. Pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata harus ditata sedemikian rupa agar bisa memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bukan sebaliknya. Karena itu persiapan sumber daya lokal juga menjadi bagian penting yang perlu mendapat perhatian pusat. Ini penting agar pembangunan yang dilaksanakan tidak memarginalkan penduduk setempat.

Keempat, kunjungan Menko juga adalah sebuah harapan bahwa investasi pada manusia akan menjadi prioritas utama pemerintah pusat. Pendidikan dan kesehatan rakyat NTT harus ditangani serius agar generasi baru memiliki daya saing. Penyakit TBC, stunting, dan malaria ketika daerah-daerah lain dinyatakan bebas, di NTT justeru masih berkembang dan memakan korban banyak.

Dalam spektrum yang lebih luas, kehadiran Menko Infrastruktur AHY secara fisik di Sumba Timur tentu bukan sekadar sebagai pejabat negara. AHY adalah sosok muda yang membawa harapan baru dalam politik Indonesia. Dengan latar belakang militer, pendidikan tinggi, dan pengalaman kepemimpinan, AHY diharapkan membawa energi baru bukan hanya untuk pembangunan NTT. Tapi juga untuk Indonesia.

Ada pesan penting lain dari perjalanan Menko AHY ke Sumba Timur bahwa pembangunan Indonesia Timur yang sudah begitu lama dianaktirikan harus menjadi prioritas nasional. Selama ini, NTT sering dipandang sebagai provinsi yang sepenuhnya bergantung pada belas kasihan dan pertolongan Tuhan. Makanya NTT sering dipelesetkan Nanti Tuhan Tolong. Pelesetan ini sekadar menegaskan bahwa NTT adalah daerah tidak penting bahkan sering dilihat sebagai beban pusat. Kehadiran Menko AHY tentu membawa harapan baru.

Harapan akan adanya kehendak kuat dari pusat untuk mengubah paradigma itu: bahwa NTT bukan lagi beban, melainkan bagian penting dari Indonesia. Permasalahan yang dihadapi masyarakat NTT harus menjadi problem pusat sehingga tidak lagi diserahkan kepada NTT sendirian untuk mengatasinya, harus diambil alih menjadi bagian penting dari strategi pembangunan nasional. Cara pandang ini harus dengan pendekatan baru bahwa susahnya NTT adalah susahnya negara. Begitu juga senangnya NTT harus juga menjadi senangnya pusat.

Baca juga :  Kisah Sepasang Suami Istri Puka dan Tobi, Legenda Gunung Lewotobi di Flores Timur

Kunjungan ini harus mampu melahirkan komitmen nyata untuk NTT melalui program-program strategis berikut yang diharapkan akan segera meluncur dari pusat. Pertama, program yang berkaitan dengan pembangunan Infrastruktur Dasar. Jalan desa, air bersih, dan listrik harus dipercepat melalui program padat karya agar sekaligus membuka lapangan kerja.

Kedua, Modernisasi Pertanian dan Peternakan. Menghadirkan teknologi sederhana, irigasi kecil, serta akses pasar yang lebih adil. Kehadiran teknologi baru dan investasi di bidang teknologi pertanian dan peternakan harus dipermudah dan dipercepat. Birokrasi perizinan yang tidak perlu harus dipangkas habis.

Ketiga, Penguatan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Sumba, Flores, dan Timor telah lama menyimpan destinasi pariwisata kelas dunia. Bahkan era Presiden Jokowi, daerah ini dibaptis masuk dalam 5 destinasi pariwisata super premium bersamaan dengan Raja Ampat, Mandalika, Borobudur dan Danau Toba. Meskipun demikian pembangunan harus berbasis masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton. Juga harus memperhatikan lingkungan. Pembangunan pariwisata harus didorong ke pengembangan ecotourism. Banyak pengusaha masuk NTT, demi memperoleh cuan cepat, rela merusak lingkungan.

Keempat, Investasi Pendidikan. Peningkatan kualitas guru, beasiswa bagi anak muda NTT, dan fasilitas sekolah layak di daerah pedalaman. Pendekatan pendidikan untuk NTT sebaiknya memperbanyak akademi komunitas dan Sekolah Menengah Kejuruan (training Centre) yang pernah dikembangkan pada era Presiden SBY. Namun paradigmanya harus dibalik. Pendidikan dalam kelas hanya 40 persen sedangkan di lapangan 60 persen. SMK yang ada di NTT selama ini boleh dibilang terbalik, 90 persen teori diajarkan dalam kelas sedangkan praktik di lapangan hanya 10-20 persen. Pendekatan ini harus diikuti dengan bantuan negara untuk pengadaan fasilitas praktik kerja lapangan yang memadai. Jika ini tidak ada maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

Kelima, pembangunan di bidang Kesehatan. Puskesmas dan rumah sakit harus dipenuhi tenaga medis dan fasilitas dasar, agar rakyat tidak lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk berobat. Yang harus diperbanyak bukan rumah sakit pratama melainkan Puskesmas rawat inap yang disertai dengan fasilitas alat kesehatan yang memadai serta dukungan tenaga medis yang profesional. Insentif untuk para dokter spesialis harus menjadi perhatian negara agar masalah kesehatan bisa lebih maju penanganannya.

Sebagai penutup dari tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa masyarakat NTT mengharapkan sekali kunjungan AHY ke Sumba Timur akan membawa momentum lahirnya era baru pembangunan NTT. Kita yakin bisa. Dengan semangat muda dan visi kebangsaan, AHY mampu membawa solusi nyata untuk atasi masalah-masalah mendasar NTT, sehingga segera keluar dari daftar provinsi termiskin.

Masyarakat NTT tentu menyambut kunjungan ini dengan kegembiraan luar biasa. Harapan bahwa ke depan, NTT tidak lagi dikenal karena angka kemiskinan yang tinggi. NTT yang akan sejajar dengan provinsi lain di Indonesia, dengan infrastruktur yang layak, ekonomi yang kuat, dan rakyat yang sejahtera.

Akhirnya sekali lagi. Selamat datang di Sumba Timur, Bapak Menko Infrastruktur AHY. Semoga kehadirannya menjadi lilin yang mampu menerangi masyarakat NTT agar secara berdikari ke luar dari terowongan gelap. Semoga.*

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 22 kali

Baca Lainnya

Mamuli Lambang Kesuburan – Pemuliaan Rahim Seorang Ibu

7 November 2025 - 11:52 WITA

Analisis Risiko Korupsi Dalam Pembangunan Infrastruktur di Nusa Tenggara Timur: Suatu Pendekatan Teknokratik dan Moral

5 November 2025 - 10:58 WITA

Menjaga Keseimbangan dalam Penegakan Hukum Konstruksi: Pemberantasan Korupsi Tanpa Mengabaikan Mekanisme

31 October 2025 - 14:42 WITA

Menangkap Karisma Lewat Aura Farming di Era Viral

31 October 2025 - 14:15 WITA

Menanti Gebrakan Besar Bupati Yoris Prima Kago Menata Kota ‘Maumere Baru’

5 August 2025 - 04:00 WITA

Pemberhentian Kepala Dinas Dukcapil TTU: Antara Reformasi Birokrasi dan Aturan Khusus

3 July 2025 - 23:34 WITA

Trending di Opini