NTT BICARA.COM, BORONG – Sekretarias Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Reginaldus Serang menghadiri peresmian Gereja St. Damian Bea Muring di Desa Deno, Kecamatan Lambaleda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Rombongan Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat bersama Sekretaris Dirjen Bimas Katolik dijemput dengan pawai kendaraan roda dua dan roda empat yang melintasi di ruas jalan Benteng Jawa – Ruteng. Umat yang menjemput memakai busana adat yang rapi. Di tengah umat hadir juga tokoh-tokoh adat dari Gendang Deno dan Gedang Nteweng.
Dikutip dari Dian Timur, Uskup bersama rombongan tiba di Pa’ang Deno, pada pukul 07.30 Wita. Kedatangan Uskup disambut dengan adat kepok curu oleh tokoh-tokoh adat dan umat setempat. Selanjutnya, Mgr. Sipri bersama rombongan di arak menuju Pastoran Paroki Bea Muring. Pada pukul 13.00 Wita Uskup memimpin misa pemberkatan Gereja.
Selain Sekretaris Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI, misa Pemberkatan dihadiri oleh utusan Kepala Kantor Agama Manggarai Timur; Vikjen Keuskupan Ruteng, RP. Sebastian Hobahana, SVD, Pastor Paroki, Romo Alber Abu, Ketua DPP, Paulus Sadan, Kepala BRI Cabang Ruteng, Kepala Bank NTT Cabang Ruteng, Anggota DPRD Manggarai Timur Dapil Lamba Leda Selatan, para imam, diakon,suster, biarawan-biarawati, para donatur,pPanitia pembangunan, panitia perayaan, tukang, DPP dan DPK wilayah stasi, jajaran pendidik, tenaga kesehatan, dan mantan Pastor Paroki, Romo Marsel Hasan selaku perintis pembangunan sejak tahun 2018.
“Pada hari ini, Sedilia – tempat duduk imam, di Altar Gereja Paroki St. Damian Bea Muring ini, untuk pertama kalinya digunakan dalam misa pemberkatannya. Mari kita panjatkan pujian dan syukur kita ke hadirat Tuhan agar Gereja ini dapat menjadi tempat yang layak bagi kita untuk memanjatkan doa-doa kita kepada-Nya,” kata Mgr. Siprianus Hormat dalam homilinya.
Mgr. Sipri mengatakan, pemberkatan Gereja St. Damian Bea Muring merupakan momen bersejarah bagi umat di Paroki tersebut. Hari dimana setiap impian yang tumbuh dari doa sederhana segenap umat, akhirnya berubah menjadi tembok-tembok perkasa, pahatan-pahatan kayu, dan batu-batuan yang tersusun rapi. Untaian doa-doa itu mohon berdiri megah membentuk dinding indah Gereja.
“Kita berkumpul tidak semata-mata merayakan suatu bangunan megah, tetapi merayakan misteri agung Tuhan lewat perayaan kudus dengan tema yang kalian pilih yaitu “Ekaristi Menggerakkan Hati Umat Sebagai Gereja Yang Berziarah Menuju Pengharapan,” kata Uskup.

Pada setiap sudut hingga dinding-dinding bangunan megah itu, kata Uskup Sipri, tersimpan cerita yang tentu lebih indah dari dongeng-dongeng. Batu yang tersusun rapi adalah saksi setiap tetesan keringat para pekerja. Setiap tiang gereja adalah monumen doa dari ibu-ibu yang bersujud tengah malam. Setiap jendelanya adalah lukisan harapan anak-anak muda Paroki St. Damian yang percaya pada kekuatan impian dan masa depan Gereja Katolik.
“Impian mereka yang dulu hanya goresan pensil di atas kertas, akhirnya berdiri gagah sebagai sebuah rumah, di mana surga dan bumi berpelukan mesrah. Surga itu nyata, melalui kehadiran tempat yang dirayakan dalam ekaristi kudus yang menyapa bumi dan hati setiap umat,” kata Uskup.
Setiap kali pastor mengangkat hosti di altar yang baru diberkati ini, lanjut Uskup, menyaksikan keajaiban yang melampaui akal manusia. Allah yang tidak muat di hamparan bintang-bintang di langit, tetapi dengan lembut, Ia hadir dalam sepotong roti yang ditunjukan dalam setiap perayaan ekaristi kudus.
“Bukan Allah yang mengecil tetapi kasih-Nya yang membesar tanpa batas – menjangkau kita sekalian. Inilah ekaristi yang menggerakkan hati kita semua setiap waktu,” kata Uskup.
Pastor Paroki St. Damian Bea Muring, Romo Alber Abu, mengatakan proses pembangunan lanjutan gedung gereja Bea Muring dimulai dengan 10 tiang. Selebihnya roh karya Kudus-lah yang menuntaskan semuanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya pembangunan Gereja St. Damian Bea Muring dimulai sejak Juni tahun 2018, dengan rencana anggaran senilai Rp 5,6 miliar. Pembangunan terhenti akibat wabah pandemi Covid-19. Pekerjaan kembali berjalan normal pada Oktober tahun 2023, dengan dana kas senilai Rp 115 juta.
“Pada saat itu, yang menjadi pastor paroki yaitu Romo Marsel Hasan, sedangkan pastor rekan yaitu Romo Marsel Mon, dan ketua panitia, Herman Abu. Walaupun dana tidak mencukupi dan munculnya Covid-19, tetapi mereka dapat menyelesaikan pembangunan fondasi gereja dengan kokoh. Sejak wabah Covid-19, pembangunan gereja ini menjadi mangkrak sampai September 2023,” kata Romo Alber.
Pada pertengahan Oktober tahun 2023, DPP dan DPK Stasi wilayah bersama para tukang, kembali merencanakan kelanjutan proyek mangkrak tersebut dengan dana kas yang tersedia senilai Rp 115 juta, “Disetujui untuk pembangunan tahun pertama hanya 10 tiang. Hanya 10 tiang karena dana kecil,” terangnya.
“Tanggal 1 November, bertepatan dengan peringatan hari pesta orang kudus, kami memulai pembangunan gereja ini. Dengan pengharapan dan iman yang kokoh, mohon bantuan dan doa orang-orang kudus yang didaraskan bersama umat di paroki ini agar Tuhan, Bunda Maria, dan orang-orang kudus bersama kami membangun gereja ini. Tanpa berdoa, kami tidak bisa punya gereja seperti hari ini,” kata RD. Alber Abu.
RD Alber juga menyampaikan terima kasih kepada Yang Mulia yang telah menyumbangkan tabernakel. “Sumbangan pribadi dari Bapak Uskup yaitu Tabernakel. Semua perlengkapan misa yang digunakan, seperti piala, siboris, kemenyan, semua bantuan dari Bapa Uskup, Kemudian ada hal lain yang Bapa Uskup sumbangkan, termasuk nostran. Kalau dirupiahkan, total bantuan bapa Uskup nilainya puluhan juta,” kata Romo Alber.(gem)
































