NTT BICARA.COM, LARANTUKA – Pimpinan Komisi IV DPRD NTT, Ana Waha Kolin memantau langsung pengerjaan jembatan di Desa Bliko Wotan Ulumado, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa, 17 Juni 2025.
Kepada NTT Bicara.Com, Ana Waha Kolin menegaskan, ada beberapa hal yang diperhatikan kontraktor maupun PPK dan konsultan pengawas.
PPK harus menjaga dan memantau perkembangan proyek, baik jalan maupun jembatan, demikian juga proses pencairan keuangan harus benar -benar sesuai fisik di lapangan sehingga tidak menimbulkan hal- hal yang tidak diinginkan.
Politisi PKB ini menegaskan untuk rekanan harus kerja sesuai spek dan jadwal yang dikontrakan. Perlu diingatkan juga khusus untuk pekerja, utamakan masyarakat setempat di tengah resesi ekonomi.
Untuk konsultan pengawas, Ana Kolin mengingatkan harus hati -hati dan fokus dalam proses pencairan, tidak boleh katrol di dokumen tapi faktanya volume fisik di lapangan belum mencapai seperti tertuang dalam dokumen pencairan keuangan.
Ana Waha Koli menjelaskan , sejak tahun 2012, masyarakat meminta pemerintah membangun jembatan. Sekarang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah menjawab. Kontrak kerjanya ditandatangani April 2025 dan pelaksana pekerjaan sudahmulai dikerjakan.
Anggota DPRD NTT dari daerah pemilihan Flores Timur, Lembata dan Alor, meminta pihak rekanan membantu masyarakat juga membuat sumur bor untuk menyuplai air selama proyek berlangsung, juga untuk keperluan masyarakat sekitar.
Ana Kolin tetap mengawasi proyek ini sampai selesai agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat. Ia juga menjelaskan jika sebuah pengerjaan tidak sempurna, namun yang paling utama menyangkut asas manfaatnya.
Direktur PT Kurnia Mulia Mandiri, Dedy Arianto, mengatakan jembatan Bliko memiliki panjang 35 meter dan lebar 7 meter. Kontruksi jembatan ini memakai beton girder dipesan dari Surabaya.
“Fondasi sedalam empat meter, diameternya empat meter. Setelah sumuran ini selesai kita langsung abutmen,” kata Dedy Arianto.
Proyek di Desa Bliko, Kecamatan Wotan Ulumado, Adonara, itu dikerjakan PT Kurnia Mulia Mandiri dengan nilai kontrak sebesar Rp 18 miliar. Rekanan proyek ini juga mengerjakan jalan Hurung-Ile Pati-Demon Dei senilai Rp 56 miliar yang bersumeber dari dana APBD Provinsi NTT. (bam)
































