NTT BICARA.COM, LARANTUKA – Kepala SMAN 1 Tanjung Bunga, Flores Timur , Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kornelis Eko Hayon saat di temui NTT BICARA.Com, Selasa 3 Juni 2025 di Larantuka, menegaskan pihaknya tidak mengusir 100 siswa karena belum melunasi SPP. Pihaknya hanya memulangkan 20 siswa untuk memberitahu kepada orang tua terkait tunggakan SPP untuk dilunasi.
Lanjut Kornelis, pihaknya juga tidak melarang 20 siswa itu tidak boleh mengikuti ujian. Kepada 20 orang siswa itu disiapkan jadwal ujian susulan jika orang tua mereka telah melunasi SPP tersebut.
“Tidak ada pengusiran, anak-anak yang belum menyelesaikan kewajiban SPP hanya diminta pulang sementara untuk menyampaikan kepada orang tua agar segera melakukan pelunasan. Itu pun agar mereka bisa mengikuti ujian susulan yang sudah kami siapkan,” jelas Kornelis.
Menurutnya, sebelumnya telah disepakati bersama antara pihak sekolah, komite dan orang tua siswa.
Kesepakatan itu tertuang dalam Berita Acara Rapat yang dilaksanakan pada 3 Mei 2025. Kornelis juga menekankan bahwa pihak sekolah tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan membuka ruang dialog.
“Di hari pertama ujian, enam orang tua siswa datang langsung dan menyampaikan kesulitan mereka. Kami beri kelonggaran, dan anak-anak mereka tetap ikut ujian seperti biasa. Kami tetap manusiawi dalam menyikapi hal ini,” katanya.
Kornelis tak menutup mata terhadap kondisi ekonomi sebagian besar orang tua siswa yang berprofesi sebagai petani.
Ia mengaku memahami kesulitan yang dihadapi dan keterbatasan penghasilan.
Namun, dirinya juga meminta masyarakat untuk memahami situasi internal sekolah, terutama menyangkut keberlangsungan operasional dan kesejahteraan para guru honor.
Dia mengisahkan sejak Februari 2025 guru-guru honor belum menerima hak mereka. “Sejak Februari 2025, guru-guru honor belum menerima hak mereka karena ketertunggakan SPP yang mencapai Rp 108 juta. Padahal para guru inilah yang setiap hari mengabdi, mencerdaskan anak-anak kita dengan sepenuh hati. Kalau tidak ada dana operasional, bagaimana kami bisa bertahan,” katanya.
Diketahui, jumlah siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Tanjung Bunga saat ini sebanyak 166 orang. Iuran SPP sebesar Rp 1,5 juta per tahun digunakan untuk menutup berbagai kebutuhan mendasar sekolah, termasuk honor guru dan tenaga kependidikan.
Kornelis menjamin seluruh siswa yang tidak mengikuti ujian pada hari pertama, akan diberikan kesempatan ujian susulan pada Kamis dan Jumat. Ia berharap langkah ini menjadi jembatan pemahaman antara sekolah dan orang tua.
“Kami tidak ingin ada anak yang tertinggal hanya karena persoalan administratif. Tapi kami juga berharap agar semangat gotong – royong tetap dijaga. Pendidikan itu tanggung jawab bersama, bukan hanya sekolah, bukan hanya orang tua, tapi kita semua,” tutup Kornelis.(bam)



























