NTT BICARA.COM, KUPANG – Siapa yang tidak mengenal Nono? Bocah jenius bernama lengka Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay terus diasah kecepatan berhitungnya. Murid SD Inpres Buraen 2, Kecamatan Amarasi, Kabuaten Kuang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), ini adalah sang juara kompetisi matematika tingkat dunia.
Kepala SD Inres Buraen 2, Petrus Kase kepada wartawan di Kupang belum lama ini, mengatakan Nono terus belajar secara rutin sehingga keceatan berhitungnya semakin tajam. “Seringkali juga kami batasi mainnya biar bisa fokus belajar,” katanya.
Nono sudah bisa menghitung cepat, baik perkalian, pertambahan maupun pembagian di pecahan puluhan, sejak kelas 2 SD. Dia menjentikkan jarinya sebagai metode menghitung. Namun memang untuk hitungan pecahan ratusan hingga ribuan, masih membutuhkan bantuan alat tulis untuk perkalian dan pembagian secara cepat.
Rafli, ayah Nono mengaku sangat bangga. Dia mendukung penuh dan setia mendampingi anaknya belajar. Selain itu, anaknya juga mendapat pengajaran dari salah satu dosen Universitas Indonesia. “Tentu saya sebagai orang tua sangat bangga dengan anak saya ini,” katanya.
Dalam aktivitas di sekolah, Nono selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran. Bahkan dia menjadi kebanggan guru dan teman-temannya di sekolah. Tak jarang dia membantu teman kelasnya untuk pelajaran.
Kepala Sekolah SD Inpres Buraen 2, Petrus Kase mengakui Nono merupakan anak yang cerdas dan baik. Dengan kecerdasannya, Nono juga ikut menjadi tutor bagi teman-temannya.
“Saya lihat anak ini memang punya IQ yang tinggi. Dia dapat dengan cepat menangkap pelajaran yang diterimanya,” kata Petrus.
Sebelumnya viral kisah bocah jenius asal NTT yang menjadi juara 1 kompetisi matematika tingkat dunia, International Abacus World Competitio, Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file. Dalam 1 file ada 10 soal sehingga total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu 1 tahun sebanyak 152.010 soal. Kemudian soal ini diujikan dalam bentuk virtual dan listen dalam bahasa Inggris.
Sementara posisi kedua diraih peserta dari Negara Qatar yang mengerjakan 7.502 file atau 75.020 soal, hanya setengah bagian dari yang berhasil dikerjakan Nono. Kemudianpada peringkat ketiga dari USA yang mengerjakan 6.138 File atau 61.380 soal.
Nono diketahui merupakan siswa sekolah binaan PT Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) di Kupang, NTT. Dia menorehkan prestasi dengan menjuarai lomba Matematika & Sempoa tingkat International yang diselenggarakan Abacus World Competition.(*/gem)































