NTT BICARA.COM – Seorang pemuda, warga Sandosi, Kecamatan Witihama, Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diidentifikasi bernama Aven Boleng ditemukan tak bernyawa akibat tenggelam di wilayah perairan Bani, Rabu, 30 Aril 2025 kurang lebih pukul 01.00 Wita, dini hari. Korban hendak menangkap ikan, namun naas menimpanya.
Informasi yang diperoleh NTT BICARA.COM, korban atas nama Aven Boleng ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Proses evakuasi pun berjalan normal. Evakuasi dilakukan para nelayan dari Dusun Meko bersama warga setempat.
Korban bersama rekan-rekannya hendak menyulu ( mencari ) ikan. Rekan- rekan tidak mengetahui peristiwa pastinya. Mereka baru menyadari, saat hendak kembali ke darat korban tidak ada, sehingga mereka pun panik. Korban meninggalkan seorang istri dan buah hatinya yang baru berusia 5 bulan.
Kronologinya, pada sore hari korban meminta izin ke istrinya untuk kembali mencari ikan. Istrinya sempat melarang, namun diam -diam dia keluar rumah tanpa sepengetahuan sang istri. Korban bersama beberapa temannya menuju ke Nuha Pereket (wilayah Bani) untuk mencari ikan.
Putra dari pasangan Blasius Pain Miten dan mama Rofina Benga Doni, asal Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Peristiwa ini membawa duka mendalam menyelimuti keluarga ini.
Sebelum menuju ke lokasi pencarian ikan, korban sempat membeli sebungkus rokok dan membagikan kepada setiap orang yang ditemui. Sampai di lokasi korban membagi lagi rokok kepada teman -teman dan sempat menyampaikan ke temannya kunci motor dibiarkan tetap tertancap di motor.
“Saya tidak ambil lagi motor. Kunci motor dibiarkan tertancap di motor,” tutur Hanes Beda mengutip korban.
Sesampai di tengah laut korban berjalan sendiri dan menjauh, namun teman-temannya tidak ada firasat buruk.
Almarhum sempat berpesan ke rekan- rekannya, dirinya menuju ke arah barat di sana kalau banyak ikan, dia akan memanggil teman-temannya dengan kode senter.
Menurut Hanes, sekitar pukul 01.00 Wita, almarhum sudah tidak kelihatan lagi. Saat itu muncul tanda-tanda ada bunyi laut yang tidak masuk akal, ada lampu semacam senter yang tidak masuk akal, tapi teman-temannya tidak merespon.
“Di saat bersamaan kami melihat hanya lampu senter tapi terapung. Kami semua lari ke sana, namun terkendala air laut sudah mulai pasang tinggi. Kami berkumpul dan menghitung jumlah teman dalam rombongan. Usai dihitung ada satu teman tidak ada. Kami teriak panggil, namun tidak ada jawaban. Kami berinisiatif menelpon Om Rahman dari Meko,” tutur Hanes.
Lanjut Hanes, bersyukur jam segitu tapi om Rahman belum tidur. Om Rahman bersama temannya dengan kapal menuju lokasi.
Perjalanan Rahman ke lokasi menempuh kurang lebih 30 menit. Setiba di lokasi, proses pencarian kurang lebih 20 menit, jerigen tempat ikan melayang di atas permukaan laut sebagai tanda bahwa korban tenggelam di sekitar itu. Tak lama berselang korban terapung dan dilakukan evakuasi. Proses diangkat di atas kapal sekitar pukul 02.40 Wita, dini hari. (bam)