NTT BICARA.COM, LARANTUKA – Warga di sekitar gunung Lewotobi Laki-laki panik tapi memilih tetap bertahan ketika semalam Minggu, 27 April 2025, gunung tersebut mengeluarkan enam kali dentuman keras disertai getaran yang mengguncang rumah-rumah warga dan sekali dentuman kecil pada pagi hari.
Aloysius Tasu Kwure (46) warga Kampung Nobo, Desa Nobokonga, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang dihubungi NTT BiCARA.COM via telepon WhatsApp, Senin, 28 April 2025 pagi, menuturkan, ledakan besar dan getaran cukup keras pertama terjadi sekitar pukul 23.00 Wita lewat, dan lima kali ledakan dan getaran terjadi di atas pukul 24.00 Wita serta dentuman kecil dan getaran nyaris tak terasa, terjadi pada pagi hari.
“Ledakan besar dan getaran cukup keras. Rumah-rumah juga bergetar semua. Selama enam kali getaran besar dan satu kali terjadi getaran kecil pada pagi hari. Bunyi ledakan pertama terjadi sekitar pukul 11 lewat (pukul 23.00 Wita), dan lima kali ledakan rata-rata di atas jam 12 malam (pukul 24.00 Wita), serta sekali ledakan kecil dan getaran hampir tidak terasa terjadi pada pagi hari,” tutur Aloysius.
Suasana itu, tutur Aloysius, membuat mereka yang masih tinggal dekat dengan gunung itu panik, ada yang berusaha tenang. Walau demikian, katanya, masih banyak warga yang memilih tetap tinggal di kampung halaman karena harus bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan membiayai pendidikan anak.
“Kami masih di kampung dengan kondisi rumah yang masih nyaman. Kebetulan ada kendaraan jadi terus memantau jika kondisi sudah tidak memungkinkan dan memaksa kami harus mengungsi, ya kita tancap gas. Pemerintah sudah mengimbau terus menrus supaya kami mengungsi tapi tuntutan kebutuhan membuat kami tetap bertahan untuk bekerja kebun dan ladang nebcari uang buat biaya sekolah anak,” tutur Aloysius dibenarkan Opu Olan Temu.
Opu Olan sendiri mengaku pada malam terjadi ledakan, dirinya tidak berada di kampung jadi tidak merasakan itu. Mendengar kabar itu, pagi-pagi dirinya kembali ke kampung untuk mengecek kondisi rumah, binatang piaraan dan kebun. Ternyata, semua masih kondisi baik jadi dirinya bersama warga lain memilih tetap bertahan di kaki gunung Lewotobi Laki-laki.
Aloysius mengaku, masish banyak warga yang tinggal di rumah mereka yang letakannya dekat gunung yang sering keluarkan letakan tersebut. Walau demikian, ada warga yang rumah berada di lembah memilih mengungsi di tempat yang lebih tinggi pada malam hari. Mereka khawatir terjadi banjir lahar panang yang terjadi pada malam hari.
“Jika siang hari di kampung kami ini masih banyak warga yang tinggal. Jika malam hari ada warga yang mengungsi , khawatir banjir lahar panas. Jadi kita cari dataran tinggi . Kami tetap waspada , kami harus cari uang untuk hidupi anak istri dan biaya sekolah anak. Memang pemerintah sudah berulang-ulang menyuruh kami mengungsi tapi tuntutan kebutuhan membuat kami tetap bertahan,” tutur Aloysius.

Laporan reporter NTT BICARA.COM dari Larantuka, semburan abu vulkanik mencapai 4 kilometer di atas puncak gunung.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api, Herman Yosef yang dihubungi NTT BICARA.COM, membenarkan adanya letusan gunung Lewotobi Laki-laki,
“Telah terjadi erupsi gunung Lewotobi Laki-laki, Kecamatan Ilebura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 27 April 2025 pukul 21.15 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 4.000 m di atas puncak (± 5.584 m di atas permukaan laut),” jelas Herman Yosef.
Kolom abu teramati berwarna kelabu juga diikuti lahar panas, dengan intensitas debu tebal condong ke arah utara dan timur laut, Debu erupsi semalam dampaknya sampai Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur.
Erupsi tersebut terekam di seismogram.”Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi ± 1 menit 4 detik,”
Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Desa Nurabelen, Kecamatan Ilebura yang memiliki tinggi 1.584 meter di atas permukaan laut saat ini berstatus siaga pada level III.Pada status siaga PPGA telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat tidak beraktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
“Masyarakat di sekitar gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah. Warga diingatkan jangan percaya isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
“Masyarakat di sekitar gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Lewotobi Laki-laki, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawakote,” jelas Herman.
Herman menegaskan, tidak ada korban luka maupun korban jiwa akibat bunyi dentuman saat terjadi letusan terdengar hingga Kota Larantuka. Begitu juga dengan abu vulkanik akibat letusan tersebar hingga Kota Larantuka yang berjarak sekitar 90 Km dari lokasi gunung Lewotobi Laki-laki.
Namun sejauh ini BPBD Flores Timur belum memberikan keterangan resmi tentang dampak dari letusan gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi Minggu 27 April 2025.(gem/bam)




























