NTT BICARA.COM, KUPANG – Tujuh orang warga Kelurahan Bello, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur digigit seekor anjing yang diduga rabies, selama dua hari berturut-turut Sabtu dan Minggu, 18, 19 Oktober 2025.
Hingga hari ini, anjing yang diduga rabies tersebut belum ditemukan. Warga diimbau waspada dan jika menemukan anjing yang mencurigakan diharap segera melapor kepada aparat pemerintah untuk ditindaklanjuti.
Tim investigasi, drh. Nita Ninef yang dihubungi NTT BICARA.COM, Senin, 20 Oktober 2025, menuturkan, begitu menerima laporan warga, dirinya bersama Retno A.E Patola dari Dinas Pertanian Kota Kupang turun ke lokasi untuk mengidentifikasi kasus gigitan anjing liar tersebut.
Dia menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Kelurahan Bello, Kecvamatan Maulafa, Kota Kupang pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Anjing tersebut tanpa provokasi menggigit secara tiba-tiba korban aatas nama, Steven J. Rihi (18), warga RT 07. RW 03< Keleruhaan Bello pada jari dan kaki.
Keesokan harinya, Minggu 19 Oktober 2025 pagi sekitar pukul 06.00 -07.00 Wita, anjing dengan ciri-ciri yang sama kembali menggigit enam orang warga RT 07, RW 03. Usai menggigit para korban, anjing tersebut melarikan diri dan hingga saat ini belum ditemukan.
Keenam korban gigitan kedua, yakni Nehemia Tuan (24), Servanda Tuan (20), Aurelius M. Uly (43) dengan lokasi gigitan pada kaki, Mikael Koro, Ridho Haga Ly. Gigitan terhadap dua korban ini tidak sampai luka tapi celana dan sepatu mereka robek tak beraturan.
Anjing liar itu terus bergerak ke RT 04, RW 02 dan menggigit Maria Bire Doko (63), dengan lokasi gigitan pergelangan
tangan sekitar terjadi sekitar pukul 07.30 Wita.

Anjing liar itu, kata drh. Nita Ninef, dengan ciri-ciri kaki pendek berwarna punggung hitam dan leher berwarna coklat,
Warga juga tidak mengetahui siapa pemilik anjing itu.
Lanjut drh.Nita, korban yang tergigit anjing sudah di-VAR di Puskesmas Sikumana dan RSU S.K Lerik Kota Kupang. Saat ini kondisi para korban telah membaik dan tetap dalam kontrol tim dan para medis.
Tim investigasi didampingi Ketua RW 03, Kelurahan Bello, Goris Takene telah mendatangi para korban dan menemui saksi mata terhadap peristiwa gigitan anjing tersebut. Dia berharap anjing liar itu secepatnya ditemukan agar diambil sampel untuk pemeriksaan di laboratorium untuk mengetahui kepastian apakah anjing tersebut rabies atau tidak.
Berdasarkan laporan kasus , diduga anjing tersebut mengarah ke gejala rabies. Namun untuk mendukung diagnosa sementara perlu dilakukan pemeriksaan sampel otak anjing tersebut.
“Mudah-mudahan secepatnya ditemukan sehingga diambil sampel otaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata drh.Nita.
Tim investiga berharap para ketua RT dan RW mengimbau warga agar selalu waspada. Dan, jika menemukan anjing tersebut ditangkap dan dilaporkan kepada petugas (Dinas Pertanian Kota Kupang dan Dinas Peternakan Provinsi NTT) untuk dapat di lakukan pemeriksaan sampel otak.
Tim investogasi merekomendasikan perlu dilakukan vaksinasi darurat (penyisiran kembali) bagi anjing yang belum tervaksin. Dia juga berharap warga lebih kooperatif membantu petugas dalam pelaksanaan vaksinasi.(gem)





























