NTT BICARA.COM, KUPANG – Intan, seorang Asisten Pembantua Rumah Tangga (ART) asal Desa Kalembukuni, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur babak belur dianiaya majikan di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Intan harus dmenjalani perawatan intensif di ruamh sakit akibat luka lebam di wajahnya.
Intan bekerja sebagai ART pada satu keluarga di wilayah Visade Suka Jadi (dekat Lapangan Golf) Blok 10 No. 40, Batam. Intan diisiksa habis-habisan oleh majikannya. Kasus ini sedang ditangani pihak kepolisian. Informasi yang dihimpun, pelaku seorang majikan dan seorang ART teman korban yang disuruh majikan untuk menganiaya korban telah ditangani polisi.
Agustinus Umbu Awang menginformasikan bahwa kabar penganiayaan itu memantik emosi warga Flobamora di Batam. Tim Flobamora mendatangi korban di tempat majikanmajikannya untuk mengambil keterangan serta menindaklanjuti masalah tersebut.
Namun majikan laki-laki kabur dari rumah setelah tahu atas kedatangan Tim Flobamora di rumahnya. Istrinya berhasil dijumpai juga salah satu teman kerja korban yang ART juga ikut serta dalam menyiksa korban atas suruhan majikan.
Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani oleh Aparat Penegak Hukum (APH) dan korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan medis.
“Pesan buat kita semua yang merantau dimanapun kita berada, kalau ada yang mengalami kejadian seperti Intan jangan pernah takut untuk segera cari perlindungan, Entah itu diancam sekali pun harus berani untuk bersuara,” pesan Agustinus Awang.
Kasus itu memantik amarah masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa memilukan ini memicu kemarahan publik setelah diketahui bahwa korban diduga mengalami penganiayaan berat oleh majikannya sendiri.
Salah satu tokoh muda asal Sumba menyatakan sikap tegasnya terhadap kasus ini. “Saya mengecam dengan keras tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang majikan kepada seorang warga Sumba yang bekerja sebagai ART di Batam,” tegasnya melalui pesan yang disebarluaskan di media sosial.
Ia mendesak pengurus Flobamora Batam organisasi paguyuban masyarakat NTT untuk segera bertindak. “Saya minta dengan sangat kepada para pengurus Flobamora di Batam agar segera membuat laporan polisi atas penganiayaan berat yang dialami oleh saudari kita ini,” ujarnya.
Dia mengajak semua pihak yang mengetahui kronologi dan identitas korban untuk turut membantu agar upaya hukum bisa segera dilakukan. “Bagi teman-teman yang mengetahui kronologis kejadian ini, termasuk identitas korban, mohon bantu kirimkan agar mempermudah koordinasi dengan tim yang siap membantu korban,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang di Batam belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini. Namun, berbagai komunitas diaspora NTT di Batam dan sekitarnya mulai bergerak untuk mencari keadilan bagi korban.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap pekerja rumah tangga yang berasal dari daerah. Publik berharap agar pihak kepolisian bertindak cepat dan memberikan perlindungan hukum yang layak bagi korban.(gem)





























